Senin, 17 Mei 2010

K.O.M.A (tempat saya belajar nulis)

#nulis-dunia tanpa KOMA#

         Saat memutuskan mengambil pilihan studi Ilmu komunikasi,jujur ga pernah terbayangkan mau belajar apa saya nanti di situ. Parah. Memang, tidak patut di contoh, memang. Tapi, setelah jadi mahasiswa komunikasi selama beberapa bulan (walaupun termasuk palajar yang tidak jelas, baik dari muka dan tingkah laku). Gambaran tentang komunikasi semakin jelas. Yang jelas Bu Mur itu Dosen PIK plus Terkom, KPS itu ada di lantai 2 FISIP Unair, dan Bu Rachma  Ida itu Kepala Departemen (betul tidak??commers?). Oke kembali ke topik. Di sini (baca: studi komunikasi) ternyata hal yang saya sukai yaitu NULIS (nulis apa saja, tapi saya ga suka nulis puisi, cerpen, apalagi pelajaran, hehe ya saya memang malas nulis tapi hobi saya nulis. nulisin tembok) sangat diperlukan. Saya jadi ingat dulu pas masa-masa PPKMB (sejenis kegiatan MOS gitu)  Pak Bagong Suyanto, Dosen Sosiologi yang kebetulan jadi pembicara di situ berkata, ingat banget aku sama kata-katanya yang ini :

"Bekal mahasiswa Fisip itu adalah MENULIS, menulis dan terus menulislah, dan temukan keajaibannya"

bagi orang lain mungkin kata-kata ini biasa, tapi bagi saya kata ini menginspirasi saya sekali. makasih Bapak, gara-gara Bapak ngomong begitu saya jadi semakin semangat menulis, menulisi tembok-tembok kos saya  hahaha. 
Yaa, di Komunikasi skilll menulis itu perlu, apalagi yang ngambil Jurnalistik. Jadilah saya jadi punya cita-cita jadi jurnalis. Dan sebagai permulaan, iseng-iseng saya ikut klub jurnalistik yang ada di kampus saya. KOMA, itulah nama klubnya dan nama majalahnya. Di sini saya sama beberapa ekor teman seangkatan saya (syesa, muarif, glori, gimon, taanjung, fia, harits, dinda) bergabung jadi reporter yang menerima wangsit dari para kakak-kakak senior kami untuk wawancara dan menulis liputan. Edisi 1 KOMA sudah keluar 2 minggu lalu, :D ada rasa senang tersendiri mendapati tulisan kita terpampang dan dibaca orang lain.  Dan sekarang saya sedang pusing, Uooooo soalnta artikel saya untuk edisi selanjutnya belum kelar semua. HAHA tapi ada asiknya. Gara-gara KOMA ini kita jadi sering mondar-mandir ke KPS (Kantor Program Studi), kantornya para dosen dan staff untuk wawancara. Hmm harapanku sih semoga dengan ikut  klub ini, kemampuan menulisku  bisa berkembang dan pengalaman berhadapan dan interview orang bisa nambah. Yakin deh, suatu saat akan berguna, untukku dan msa depanku. HIDUP NULIS. HIDUP KOMA> HIDUP JURNALISTIK.

Thomas Cup

Thomas Cup 2010

       Perhelatan Thomas Cup 2010 dengan tuan rumah Malaysia berakhir kemarin (16/5). Walaupun tim thomas Indonesia harus menelan kenyataan bahwa si Thomas Cup ini diboyong lagi ke China (jadi pengen garuk-garuk tanah), kita sebagai bangsa Indonesia yang besar dan menghargai para pahlawan (jadi kayak pidato) harus tetap memberikan  penghargaan tinggi kepada Hendra Setiawan, Markis Kido, Simon Santoso, dan kawan-kawan yang telah berjuang di Thomas Cup. Harus diakui tim China memang tampil prima di partai final kemarin. Tapi tetap saja Indonesia yang terbaik . Hhe unsur nasionalisme tetap nomor 1. Bulutangkis di Indonesia memang ga ada matinya. Dan pemain favorit saya dan jagoan saya di Thomas Cup kemarin tetap.. Ganda Markis Kido Hendra Setiawan, paling saya nanti-nantikan permainan mereka. Kenapa? Karena saya senang sekali melihat kedua pemain ini bermain, bermain badminton pastinya. Kenapa? Karena pemain inilah yang dalam bermain terlihat penuh passion untuk menang, semangat dan mempunyai motivasi yang tinggi untuk menang, selain itu mereka juga memiliki kepercayaan diri, dan ekspresif (semangat 45) . Yang nonton jadi semangat dan geregetan (ya paling tidak, kemarin sore itu saat mereka main saya dan kostmate saya jadi tarzan masuk kos, tereak-tereak, jerit-jerit histeris di kamar kos) habis seru sih. They're so cool. Pemain lain juga cool dan bagus. Taufik Hidayat,  kemampuan? Hmm sudah tidak bisa diragukan lagi, tapi dalam bermain terkesan tidak semangat dan tidak punya motivasi. Simon Santoso, bakat muda yang tentu saja masih bisa berkembang. Pemain yang awalnya tidak terlalu diunggulkan ini, di Thomas Cup kemarin berhasil membetot perhatian, setelah berhasil unggul di set pertama saat melawan Chen Jin di Partai final. Tapi Simon akhirnya harus kalah di dua set terakhir. Dan Simon kalah dalam kepercayaan diri. Padahal Simon kemarin mainnya gud gud gud. Pokoknya HIDUP Tim Indonesia, rebut Piala Thomas dari China di tahun 2012 nanti. YEAHHH



 













Markis Kido/Hendra Setiawan di Olimpiade Beijing 2008. 
Tuh tuh..mereka ekspresif kan??



Dan  di Olimpiade Beijing tahun 2008  Ganda Markis Kido/Hendra Setiawan 
berhasil menyabet medali emas, 
setelah mengalahkan pasangan China Fu hai Feng/Cai Yun di partai final. 
Sayangnya di Final Thomas Cup kemarin Markis/Hendra kalah dari pasangan tersebut.